Senin, 23 November 2015

InfoReligi+ InfoReligi+ Ibadah Saja Belum Cukup Bagi Kita:) Praying is Only Not Enough For Our. Dalam kehidupan keseharian, kita memang diharuskan tetap berada di jalan yang penuh dengan iman dan tawakal. Senantiasa berupaya untuk menjauhi larangan-larangan Allah SWT, dan mentaati atau menjalankan perintahnya. Selain juga harus menjalankan dan mematuhi semua sunnah-sunnah Rasululullah. Bukan hanya kita saja sebagai orang biasa (bukan sebagai ustad, Kyai ataupun pemuka Agama red-). Semua yang namanya makhluk ciptaan Allah Subhanahu Wata’ala haru menjalankan ibadah. Begitu juga agama lain juga demikian seusai dengan agama dan aliran kepercayaan yang mereka anut maisng-masing. Namun di sini perlu digarisbawahi: bahwa ibadah saja masih belum cukup, belum cukup dan seterusnya belum cukup, bila kita masih tetap tidak dapat memelihara perilaku dan kebiasaan kita dalam bersosialisasi dengan orang lain yang ada di sekitar lingkungan kita. Singkatnya, meskipun kita beriman, bertaqwa, beribadah dengan segetol-getolnya, serajin-rajinnya, namun kita lupa masih tetap menceritakan dosa atau keburukan, kesalahan orang lain, selalu mempergunjing orang lain, selalu tidak dapat menjaga lidah kita dalam menyampaikan hal-hal atau ucapan yang buruk. Dari sinilah kita dapat memetik sebuah hikmah yang mungkin sangat penting bagi kita untuk mengintrospeksi diri kita kembali. (1) “Suatu ketika ada seorang ulama besar, sebut saja Kiyai Kondang di suatu daerah. Beliau dikenal sebagai Kiyai sangat berilmu religi yang mumpuni, piawai, bahkan sangat tinggi. Senantaisa tidak pernah lalai atau meninggalkan sholat, selalu berpuasa baik puasa wajib (Ramadhan), maupun puasa sunnah seperti dianjurkan oleh para Nabi-nabi terdahulu, memiliki banyak murid, dan telah menguasai berbagai kitab atau pelajaran tentang religi, dari Fuhq Sunnah, Asbabun Nuzul, Fathul Muin, hingga kitab kuning sekalipun. (2) Sayangnya beliau tinggal di daerah pemukiman padat, yang terdiri dari banyak manusia-manusia yang kurang taat beragama, kurang mendalami ilmu religi, bahkan sebagian banyak yang terjerumus ke dalam jurang hitam, Al Kisah, terdapat terdapat seorang wanita yang berprofesi sebagai pelacur, yang tinggal bersebrangan dengan rumah Kiyai tersebut. Tiap hari sang Wanita tersebut selalu menerima tamu di rumahnya secara bergonta ganti. Ya mungkin itu memang suah profesinya sebagai penjaja seks atau pelacur. Namun dibalik itu, kita tidak tahu yang sebenarnya, mengapa si wanita tersebut menjalani profesinya sebagai pejaja seks???? (3) Sang Kyai yang rumahnya berhadapan muka dengan wanita sang pelacur tersebut, selalu melihat, mengawasi, dan memperhatikan dari balik rumahnya, sambil menyampaikan rasa kekesalannya bahkan sempat menghina sang wanita di dalam hati (dasar wanita ga tau diri, laknat, pastinya dia masuk neraka yang paling berat). (4) Tanpa disadari Sang Kyai lupa diri, selalu menghitung dosa-dosa di pelacur tersebut, sebagai bagian dari kegiatan rutinitas dia di balik pintu atau di balik hordeng rumahnya yang secara diam-diam selalu menghitung dosa-dosa selalu diperbuat sang pelacur tersebut. (5) Suatu ketika, sang Kyai menemui ajalnya, singkatnya Dia ditempatkan ke dalam neraka. Sementara setelah beberapa waktu, bulan kemudian Sang pelacur juga menemui kematian, dan ternyata dia ditempatkan malah ke Surga. Wal hasil, apa yang menyebabkan azas berbalik (paradoksikal) dari kenyataan ini. Jwabannya adalah bahwa Kiyai meskipun orang yang selalu rajin berbadah, berpuasa, dan selalu menjalankan perintah agama, sayangnya tidak dapat selalu menjaga kebiasaan dia menceritakan orang, mempergunjing orang, selalu berprasangka buruk terhadap orang lain, bahkan dalam kasus ini adalah menghitung dosa-dosa sang pelacur, padahal perbuatan ini jelas-jelas dilarang dalam agama. Itulah yang membjuat dia dimasukkan ke dalam neraka. (6) Sebaliknya, berbeda dengan sang wanita pelacur, meskipun dia berprofesi sebagai Pelacur, namun sebenarnya hatinya tetap suci, karena dia menjalankan profesi ini sebenarnya untuk menghidupi dan menafkahi anak-anaknya untuk makan, pendidikan, dan sebeagainya, red, dikarenakan suaminya telah tiada atau meninggal dunia. Dia selalu tidak selalu berprasangka buruk terhadap orang, tidak selalu menceritakan keburukan atau dosa-dosa orang. Jadi inilah yang menempatkan mereka ke dalam surge. (7) Sebagai hikmahnya, disini bukan berarti kita harus meniru perilaku pelacur yang dimasukkan ke dalam surge. Tetapi dalam hidup kita tidak hanya dituntut dan diwajibkan untuk selalu beribadah menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, selalin juga kita harus tetap menjaga semua panca indera kita dari perbuatan-perbuatan munkar, perbuatan yang bathil sebagai bagian dari ibadah juga. Kesimpulannya adalah: bahwa dengan ibadah saja belum cukup, jadi kita harus tetap dapat menjaga segala perbuatan kita baik dalam berbicara, berperilaku maupun menjaga hawa nafsu. (8) SEKIAN DULU KISAH RELIGI DARI SAYA. Sampai jumpai di lain kisah info religi lainnya. Kami hadir untuk membantu, membimbing dan menyelesaikan tugas-tugas anda melalui berbagai jasa, antara lain: - Translate English to Indonesia - Translate Indonesia to English - Pembuatan Makalah, Artikel, Bantu Buat - Skripsi, Thesis Untuk Jurusan Manajemen/Ekonomi, Hukum, Psikologi, Fikom, Kedokteran - Olah Data SPSS, SEM_AMOS Yang akan meringankan, mempermudah dan memperlancar kesuksesan Anda dalam mencapai tujuan belajar Anda. Hubungi kami Contact Us Di  Independen.Com 08577554197 (Arief) 085711803123 (Yuzax

1 komentar:

  1. Best Slot machines | Online casino site - choegocasino.com
    How to play slot machine games online: choegocasino 메리트카지노 The player who is trying to understand the slot is the player with the 인카지노 best knowledge of the game. This is a

    BalasHapus